Populer entri

Sabtu, 04 Juni 2011

Budak Kehidupan


Kepada kehidupan ini aku berseru..
Kepada Dia aku mengadu..
Kepada pena ini aku beritahu…
Kemana lagi aku bersimpuh mengharap sempurna diri ini, mengharap sebuah cinta yang pasti. Apa aku harus begini..?? selalu patuh sebagai budak kehidupan yang harus selalu menerima apa yang dia berikan, meski begitu sakit dan menghujam jiwaku …??
Aku lelah dengan kepura – puraan hidupku. Aku lelah mendengar nyanyian burung – burung yang sangat merdu tapi begitu menusuk hati. Aku lelah melihat diriku diperbudak oleh Cinta. Selalu mengikuti langkahmu yang tanpa arah dan tujuan yang pasti.
Tapi mengapa aku tak mengeluh….?? Ohh… betapa bodohnya diriku. Diperbudak cinta.. diperbudak kehidupan…
Seandainya aku dapat memberontak kehidupan…
Aku ingin lepas dari belenggu yang mengikat diriku, sehingga aku dapat terbang bebas mengitari lautan dan “ber-reinkarnasi” menjadi apa yang aku inginkan. Dan oarang tak mampu lagi mencela diriku. Dan begitu pula cintamu, akan mengikuti langkah kehidupanku tanpa mengeluh, seperti cinta telah memperbudak diriku dulu..
Sekarang aku ingin istirahat kawanku…. Karena aku lelah dengan semua ini. Jangan ganggu cintaku lagi. Karena jantungku sudah lelah untuk memompa darah dari tubuhku.
Izinkan aku beristirahat dengan tenang wahai kehidupan yang membelenggu jiwaku…
Jangan kau caci maki lagi diriku dengan kata – katamu yang mneyakitkan hatiku. Hingga darah yang ada di dalamnya habis keluar, membuat kerabatnya ikut merasakan cacianmu.
Kini aku pergii……..
Jangan tangisi diriku, karena tangismu akan membuat jiwaku semakin rapuh.
Bukankah aku datang karena kehidupan..??dan pergi juga karena kehidupan..??
Jangan buang air matamu, karena air matamu kan menambah dosa – dosa jiwaku yang telah menjadi budak – budak kehidupan, tapi bermimpi akan memberontak kehidupan.
Jangan biarkan air matamu membawaku lebih jauh ke dasar neraka, sebab tubuhku sudah terbakar oleh neraka ku sendiri..
Berdoalah untukku kawanku….
Sebab do’amu akan membawaku ke atas surga, dan setan – setan di perapian neraka akan takut terhadapku..
Karena do’amu akan memberi kekuatan pada diriku untuk melawan setan – setan yang ada di dalam jiwaku..
Tapi mengapa engkau menangis…??
Mengapa engkau masih membakar tubuhku dengan air matamu ..??
Tidak keringkah air matamu untuk menagisi jiwaku dan tidak lelahkah tubuhmu menyiksa batinku..??
Mengapa dirimu tak membiarkan diriku terbang bebas layaknya burung pipit di persawahan petani cinta ..??
Mengapa dirimu terus mengikatku dengan berlian air matamu, tapi terasa begitu menyakitkan jiwaku, dan terus menambah goresan – goresan luka baru di dadaku, di tubuh yang telah menjadi budak kehidupan …?? Mengapa dirimu tak membebaskan  diriku walau sudah di neraka sekalipun ..?? tak kasihankah dirimu pada budak kehidupan ini …??
Haruskah aku pasrah dan mengangkat tangan di atas kepalaku untuk menyerahkan seluruh jiwaku kepada kehidupan yang tak adil, kepada cinta yang tak memihak dan kepada jiwa yang tak dapat memberontak..??
Biarlah aku beristirahat tenang wahai saudaraku..
Jangan tambahi lagi deritaku.. aku tak tahan lagi menahan pahit yang telah dirimu berikan kepadaku..
Selamat tinggal saudaraku….!!!
Meski diriku menjadi budak kehidupan ini, aku tetap bangga terhadap diriku, karena berani memberontak kehidupan yang tak adil kepadaku.. walau hanya dalam impian hidupku..
Dan aku begitu mengecam dirimu yang pasrah dan patuh kepada kehidupan. Mengikuti jalannya walau kau pandang itu salah.
Sesungguhnya dirimu sama bodohnya denagn diriku…
Hanya bedanya aku berani menentang kehidupan walau aku tahu neraka akan menjadi tempat bagiku..
Semoga taubatku sebagai tangga ke surga
“Ketauhilah bahwa aku dan dirimu adalah budak kehidupan bagi jiwa – jiwa kita sendiri….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar